11:10 PM

Kutowerjo to Purworejo



























it was tired day..
fun, fun, and fun..
I got a beautiful experienced for every single second
4 days with a lovable memory..
there were accident, pleasure, but still no tears hehe...

8:50 PM

Nostalgia..

I never realised that time goes so fast..
I found my pics in my sister laptop
and it was my junior high school memories
all about me and my friends in SMP
hahaha... so miss that time
I miss the time we did crazy 'dodol' things
I miss the time we laugh together
and struggling together to face the exam
OSIS stuff, with all events
and everything that happened...

IX B tercinta



Satu angkatan XI

VIII C


VII D



8:25 PM

Bakat Terpendam

I never thought that I could finish my short story (cerpen)
hihi....
finally, I finish it.. and now I try to publish it..
although I'm still learning..
I just starting to write, so for everyone
help me to improve this..
give some comment on my cerpen
hehe...
maap yah klo g bagus..

8:01 PM

Saat cinta sejati membawa arti

Siang itu aku sedang asik membantu ibuku yang sedang memasak makan siang. Aku memang bukan anak yang pintar memasak, untuk menghafal nama-nama bumbu masakan saja memoriku sangat lemah, apalagi untuk meracik masakan yang enak. Ibuku memang pintar memasak, tapi memang dasar aku yang yang ‘dablek’ kali yah, setiap kali diajarin pasti langsung lupa. Oh iya, back to the point. Raymon tiba-tiba datang mengunjungiku, dia adalah temanku sejak masih duduk dibangku Sekolah Dasar, sampai saat ini kami adalah sahabat yang akrab. Teman-teman di SMA kami pun terkadang cemburu melihat kemesraan dua orang sahabat. ‘ha-ha-ha’ pake cemburu segala, padahal kita semua kan temenan. Raymon datang untuk mampir, soalnya dia akan pergi ke Bandung siang ini.

‘Oi.. lagi nyoba masak lagi? Jangan aneh-aneh deh! Kalo ga bisa masak y udah, jangan gangguin nyokap lo mulu. Ya kan bu?’ dengan santai Reymon masuk kedalam dapur, mencopot sepotong gorengan bakwan jagung dan mulai menceloteh.

‘Haahaahaa… engga ko nak Ray, ibu sih udah biasa digangguin sama anak bontot ini.’ Ibu terlihat menyeringai sambil sibuk mengoseng-oseng penggorengan yang berisi tumisan kangkung.

‘Ih.. Ibu ko gitu sih? Kan aku mau pinter masak juga, biar disayang suami kaya ibu. Hehe..’

Mendengar perkataanku Ibu dan Raymon tertawa

‘Walah, yang ada suami loe ga betah kali dirumah, abis bisanya cuma ngeberantakin dapur doank. HAHAHAHAAAA.’ Raymon tertawa terbahak-bahak sambil terus mencomot bakwan yang tersaji di meja makan.

‘Payah lu ah, ngetawain gue tapi sendirinya ketagihan tuh makan masakan gue haha..’

‘Eh, ini bakwan bikinan loe yah? Ah amit-amit deh, gue balikin deh tapi nanti yah nunggu mules.’ Raymon menyeringai sambil berlalu keluar dapur.

Helooo readers, secara gue anak bontot di kelaurga gue gitu kan jadi wajar donk kalo sedikit-sedikit rada manja. Hihi.. engga sedikit-sedikit sih, tapi banyak. Oh iya, ibu hari ini masak tumis kangkung kesukaanku plus tempe mendoan khas Jawa Tengah kampong halaman kami. Raymon ternyata datang untuk pamit, dia mau berangkat 15 menit lagi, soalnya lagi nungguin adiknya yang masih dalam perjalanan habis pulang kursus berenang. Rumah kami berdekatan, kira-kira cuma beda dua rumah, alias dua atap. Saking deketnya dia sering banget main kerumahku, sampai-sampai dia sudah menganggap rumah ini juga rumahnya. Biasalah teman lama, jadi saking akrabnya suka kurang ajar. Apalagi kalo dia tiba-tiba nongol dijendela balkon kamarku. Memang rada-rada dodol tuh anak, ada pintu untuk masuk kok malah milih jendela, katanya sih lebih seru ada tantangannya gituh.

Hari ini Sabtu yang sangat membosankan. Raymon pergi ke Bandung, kaka sulungku yang paling ganteng itu si ‘Radhit’ udah ngacir dari subuh tadi, katanya ada meeting pagi-pagi di Bogor jadi mesti berangkat lebih awal. ‘Ardian’ si ganteng kedua, alias my second elder brother masih molor aja dikamarnya yang super duper berantakan dan berbau-bau cowok banget. Duh, padahal Ray udah ngajakin aku ikut ke Bandung, tapi ibu titip pesen sama aku untuk jagain rumah hari ini. Soalnya ibu harus kerumah tante Mina, adik iparnya almarhum papaku, ada urusan bisnis katanya.

Ngomong-ngomong soal ayah, aku jadi inget masa kecil. Ayahku meninggal karena kecelakaan sewaktu umurku masih 5 tahun, sekolah TK pun aku belum, tapi ayahku sudah meninggalkan aku. Ayah, really miss you so much. Tapi aku tetap senang, soalnya aku punya dua kakak ganteng yang selalu setia melindungi aku juga satu sahabat baik yang ‘kurang ajar’ di sisiku.

Untuk mengisi waktu tenggang begini, biasanya aku lebih memilih untuk diam dikamar atau keliling halaman rumah untuk sekedar ngilangin rasa bosan. Hari ini bener-bener panas banget, bikin aku mau berenang rasanya. Tapi aku udah belang nih, gara-gara hobi renang tapi tetep ajah renang ga pernah becus hehe..

‘Kriiiiiiiing…. Kriiiiiiiiiing…. Kriiiiiiiiiing’ Tiba-tiba suara telephone rumah berdering. Aku tersentak dan langsung berlari masuk menuju ruang keluarga untuk terima telephone tersebut.

‘Haloo, Lily disini, disana siapa y? mau bicara dengan siapa?’ dengan gayaku yang ceplas ceplos aku santai saja berbicara ditelphone.

‘Haloo Lily, apa bener kamu anak dari ibu Rosemaya?’ Terdengar suara wanita setengah baya dari seberang sana.

‘Iya saya sendiri. Maaf, mba siapa ya? Temen Ibu yah? Ibu lagi ga di rumah mba, coba telephone ke hanphonenya ajah yah. Ada yang mau disampein mungkin?’

‘Oh maaf, saya bukan teman ibu anda, saya petugas dirumah sakit Pelita Indah. Sebelumnya saya mau minta maaf karena membawa berita buruk buat anda.’

‘Rumah Sakit? Berita buruk apa ya mba?’ Aku sangat begitu penasaran saat mendengar wanita itu menjelaskan dimana ia bekerja.

‘Mmm.. Begini Lily, ibu anda terkena musibah. Dia kecelakaan dan sekarang sedang koma di rumah sakit ini. Lily bisa datang sekarang?’

‘I..iiya mba saya segera kesana.’

Aku sangat tersentak, kaget, campur sedih. Kenapa harus ibu yang mengalami ini, aku engga mau kehilangan ibuku, aku sudah cukup tidak pernha merasakan kasih sayang seorang ayah. Aku engga mau sampai ibu harus meninggalkanku juga. Aku harus berbuat apa? Aku takut, aku bingung, aku harus bagaimana?

Tanpa pikir panjang aku langsung mendobrak kamar mas Ardian dan langsung menariknya untuk bangun.

‘Mas, bangun mas..!!!! ayo bangun!!!’ aku menariknya agar iya bangun

‘Kenapa sih? Ganggu orang ganteng tidur ajah nih!’ dengan malas-malasan Ardian membuka matanya.

‘Ibu mas… ibu… ayo bangun, kita kerumah sakit sekarang!’

‘Ibu kenapa Ly?’

‘Ibu kecelakaan, tadi pihak rumah sakit telephone, katanya ibu sekarang lagi koma. Ayo mas bangun, aku takut ibu kenapa-kenapa.’

‘Iya iya, mas pake baju dulu yah’

Setelah dua menit menunggu mas Ardian mengganti pakaian tidurnya, kami langsung melunjur menuju rumah sakit Pelita Indah yang jaraknya tidak begitu jauh dari kompleks rumah kami.

Begitu sampai dirumah sakit kami langsung digiring menuju ruangan ibu dirawat. Aku benar-benar merasa takut kalu sampai ibu harus meninggalkan kami juga. Raut wajah ibu terlihat begitu lebih tapi sinar kasih sayang yang selalu terpancar diwajahnya membuat ibu terlihat selalu cantik. Tubuhnya penuh luka,dan ditangannya terdapat dua selang yang mengalirkan cairan infuse juga tranfusi darah. Di hidungnya terdapat suatu alat yang disematkan untuk bantuan pernafasan. Aku benar-benar tidak kuat untuk melihat kondisi ibu yang lemah seperti ini.

‘Ya tuhan, kenapa harus ibu yang berbaring disini, sembuhkanlah dia Ya Tuhan. Biarkan aku yang menggantikannya, aku tidak sanggup melihat ibuku kesakitan seperti ini. Selamatkanlah dia Ya Allah, berikan aku kesempatan untuk membahagiakan Ibuku dulu Ya Allah, jangan jemput dia sekarang aku belum siap.’ Dalam hati aku merintih, berdoa, dan menangis. Aku benar-benar tak sanggup menghadapi ini semua.

‘Lily sayang… bangun yah! Udah siang nih, kamu harus berangkat sekolah kan?’ suara lembut itu terdengar begitu familiar untukku, Ibu membangunkan aku untuk sekolah.

‘Kamu jangan sedih ya sayang, kamu harus tegar dan tabah. Masa depan kamu masih panjang, kamu harus lulus sekolah dengan nilai baik terus lanjut kuliah di perguruan tinggi nomer 1 yah. Kamu harus buat ibu dan ayahmu bangga, karena kami tahu kalo kamu pasti bisa sayang. Ayo sekarang bangun kamu udah hampir kesiangan tuh!’ suara itu, itu suara ayahku, suara yang selama ini selalu aku rindukan. Ayah dan ibuku tersenyum lembut saat itu.

‘Ly, Lily… De, Dede….’ Suara sayup-sayup itu terdengar begitu lembut saat aku berusaha membuka kedua mataku yang begitu berat. Pandanganku kabur, kepalaku pusing, apa yang sebenarnya terjadi padaku?

‘Lily udah mulai buka matanya tuh, Ar, cepet kamu panggil dokter yah, gue yang jagain Lily disini’ suara mas Radhit terdengar begitu cemas dan gugup.

‘Aku dimana mas? Ko aku bisa ada disini yah? Aku kenapa mas?’

‘Kamu kemarin pingsan, kami takut ada apa-apa sama kamu. Pingsan ko lama banget sih. Kamu udah baik kan sekarang?’ mas Radhit begitu mencemaskan aku, ternyata dia langsung pulang dari bandung saat mendengar kabar ibu kecelakaan.

‘Ibu gimana mas? Aku mau kekamar ibu mas, aku mau melihat keadaanya.’ Aku memaksa untuk turun dari tempat tidur dan ingin sekali berlari untuk melihat ibu tercinta.

‘Kamu jangan pikirin ibu yah, sekarang yang penting kondisi kamu Ly, kamu udah bikin mas Radhit sama si Ardian cemas nih. Kamu harus sehat yah, jangan lemah begini, yang mas tau dede mas yang satu ini kan kuat dan tegar.’ Dengan senyum yang dipaksakan mas Radhit mencoba untuk menghiburku.

Dokter tiba-tiba datang dan langsung memeriksa keadaanku. Mas Ardian terlihat begitu cemas. Kedua kakaku tercinta terlihat begitu lelah, mata mereka begitu sembab, raut wajah mereka benar-benar cemas dan takut. Setelah dokter selesai memeriksa kondisiku, kedua kakaku langsung memelukku dan menceritakan semuanya..

Ibu telah menghembuskan nafas terakhirnya saat aku sedang tak sadarkan diri. Setelah itu mereka menyiapkan pemakan ibuku, mereka takut kalau aku akan terus-terusan menyesali kepergian ibu. Mereka takut aku tak akan sanggup menerima kenyataan bahwa ibu telah tiada. Aku benar-benar tak pernah membayangkan untuk jadi yatim-piatu seperti sekarang ini. Air mataku tak berhenti mengalir saat kedua kakaku menceritakan itu dan mereka terus berusaha menghiburku dan mengingatkanku untuk selalu tegar.

Setelah itu aku langsung menuju makam ibu dan ayah. Aku akan selalu mengunjungi mereka dan tidak akan pernah lupa untuk selalu mendoakan kedua orang tuaku tercinta. Aku tau inilah yang disebut realita hidup. Saat sedih seperti ini aku harus tetap tegar dan tabah. Ray membantuku untuk melupakan rasa sedihku, dia dengan setia menemaniku untuk mengunjungi makam kedua orang tuaku. Saat aku kehilangan orang yang begitu kucintai, aku sadar bahwa masih ada orang-orang yang mencintaiku dan menyayangiku. Kalau aku harus jatuh dan tersungkur, berarti aku mengecewakan kedua kakaku dan satu sahabatku tercinta. Aku tahu tuhan mempunyai cerita lain untuk masa depanku. Saat ini yang aku ingin bukan untuk melihat kebelakang, tapi aku harus maju kedepan untuk memperbaiki masa laluku. Aku tahu cinta kedua orang tuaku adalah cinta sejati yang akan selalu tertanam dalam hati kecilku yang terdalam.

‘Saat seseorang ingin menikmati rasa manisnya cinta dengan cara yang terhormat, suci dan penuh rasa taqwa, tentu ia akan mempergunakan perasaan cintanya itu untuk mencapai keinginannya yang suci pula.’

Kutipan diatas telah membuatku bangkit dan tidak mau terjatuh. Terima kasih Ya Allah, Engkau telah mengirimkan aku rasa cinta yang suci ini, terima kasih karena telah mengirimkan orang-orang yang mencintaiku dengan tulus.

Jum’at, 28 November 2008 (10.58)

6:36 PM

My creation

here are some pic that created by me..
hope u all enjoy it..
hehe..
the model is not famous, u might be confusing by the girl
cause she's only my sister hehe..
demi foto ini, kita sampe harus dikejar-kejar satpam dilokasi
dipikirnya pemotretan majalah
padahal iseng-iseng doank
haha...
biasa bakat terpendam hihi...
anyone who see this, please give some comment okay..
tengkyu...






Photograph : Putri & Dakmen
Make up & Dress: Ratna W.

6:17 PM

Tester

Cape cape cape cape...
that word could describe my day yesterday
cape not because I have to do kerja rodi or else
but because i have to be a model for my sista haha
after finishing my sec sista business
i mean, survey for wedding place and stuff
then shop in care4..
at night became a model..
not the real model
but model for hair doing and stuff
hahahaha...
nih rambut hasilnya jadi kaku, bau, rontok..
huaaaaa.. sedih...
botak lgi deh...
'jangan sampe dah!!!!'
but that's not really problem..
i got some beautiful pic that i took by myself..







fiuh.. even that's not really good..
but thanks sis, to make hair became so damn stiff and drop off
hahaahaaa... *pisss.....

9:04 AM

Swim at Citos

its make me crazy before
I wrote this tag before, but bcauze of the connection error
all my data lost.. hiaxxx... I wanna cry..
okey lets just starting..

It was wednesday nite, when we (Me & Karrent) went to Citos
we actually planned to go to mangga2 by bus
but the time made us feel lazy haha

we ate in chopstix... what an expensive food
(it's actually standard, but I'd no money at the time hehe...)
after that we went to food mart
bought some fruit and juice
we then got some crazy thought
We took some pic in Picture
I looked like a maid that just arrived in Indo from Sing haha norax..

suddenly we both thought to swim the next day
hiahahaha.. that was our plan before
finally we decided to swim
in the early morning karrent sms me and remind me to come
I was just fall asleep a while, coz I've been wake up from subuh
I went out at 6am then go to Karrent place
we took our breakfast (nasi uduk, gerobak langganan Raka haha)
it cost only Rp 5000, I was surprised, coz I never meet like this cheap of meal in fatmawati before haha.. that was called norax for me..

we went to Citos by 610, but my arm bruised accidentally
coz the driver put on the brake suddenly
Its really hurting huhu... swollen deh my arm.. bete deh..

the ticket for swim cost Rp 25000 for each person
we then started with photo session in small garden
then continue in the pool
there was some people swim seriously
and I just felt ashamed a little haha
coz nobody recognized us hehe.. y iyalah secara mereka bukan my neighbor haha..
here's some pic we took...